Lembah
Baliem berada di ketinggian 1600 meter dari permukaan laut yang
dikelilingi pegunungan dengan pemandangannya yang indah dan masih alami.
Lembah ini dikenal juga sebagai grand baliem valley merupakan tempat
tinggal suku Dani yang terletak di Desa Wosilimo, 27 km dari Wamimena,
Papua. Lembah yang diduduki oleh suku-suku Dani, Lani dan Jani mampu
menawarkan wisata perjalanan yang amat berbeda bagi anda. Disini anda
bisa melihat berbagai pemandangan yang cukup menarik dan melihat
rumah-rumah asli yang disebut rumah honai.
Quote:
Quote:
Festival Lembah BaliemQuote:Satu hal yang membuat Lembah Baliem terkenal adalah diselenggarakannya Festival Budaya Lembah Baliem, atau yang lebih dikenal dengan nama Festival Lembah Baliem.
Pada Festival Lembah Baliem, atraksi perang antarsuku dimulai dengan penentuan skenario pemicu perang. Pemicu perang ini dapat berupa penculikan warga, pembunuhan anak warga, maupun penyerbuan ladang yang baru dibuka. Adanya pemicu ini, menyebabkan suku lainnya harus membalas dendam, sehingga penyerbuan pun dilakukan. Sementara, pihak lawan akan bertahan, sehingga pertempuran pun berlangsung dengan seru.
Disebutkan bahwa atraksi perang ini tidak menjadikan balas dendam atau permusuhan sebagai tema. Tema yang diusung justru ungkapan yang bernilai positif, yakni Yogotak Hubuluk Motog Hanorogo (harapan akan hari esok yang harus lebih baik dari hari ini).
Quote:Quote:Sejarah Festival Lembah Baliem
Festival Lembah Baliem pertama kali digelar pada tahun 1989. Sebelum adanya festival ini, masyarakat di sekitar Lembah Baliem, yang terdiri dari Suku Dani, Suku Lani, dan Suku Yali, masih sering melakukan perang antarsuku. Bagi mereka, selain sudah menjadi tradisi turun temurun, perang juga memiliki makna yang dalam. Perang bukan sekadar ajang adu kekuatan antarsuku, namun juga merupakan lambang kesuburan dan kesejahteraan. Menurut kepercayaan mereka, jika tidak dilakukan perang, jangan harap panen dan ternak babi akan berhasil.
Untuk menghindari jatuhnya korban dan dendam yang berlarut, sejak dua puluh tahun silam pemerintah memberlakukan larangan atas perang antarsuku. Untuk mewadahi tradisi suku-suku di Papua ini, dibuatlah Festival Lembah Baliem oleh pemerintah, yang menyertakan pesta perang di dalamnya. Festival Lembah Baliem, berlangsung sekitar tiga hari dan diselenggarakan pada bulan Agustus. Salah satu alasan pesta ini diselenggarakan pada bulan tersebut adalah untuk memperingati hari raya kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada perkembangannya, tidak hanya ketiga suku penghuni Lembah Baliem saja yang mengikuti Festival Lembah Baliem, namun juga suku-suku lainnya yang tinggal di Kabupaten Jayawijaya dan sekitarnya.Pada tahun 2007 terdapat sekitar 40 suku yang mengikuti festival ini. Masing-masing suku ini menggunakan pakaian tradisional, lengkap dengan lukisan di wajah. Di samping itu, mereka juga membawa senjata perang seperti tombak, parang, panah, dan juga pernak pernik perang lainnya.
Atraksi tari perang antarsuku ini memang menjadi atraksi utama dalam setiap penyelenggaraan Festival Lembah Baliem. Kendati demikian, banyak atraksi lain yang juga sangat menarik untuk ditonton para wisatawan, seperti pertunjukan Pikon atau alat musik tradisional. Lagu-lagu yang dimainkan dengan Pikon ini, biasanya mengisahkan tentang kehidupan manusia. Ada pula Karapan Babi yang juga menjadi salah satu atraksi menarik dan kerap menimbulkan keriuhan para pengunjung.
Quote:LokasiQuote:
Festival Lembah Baliem diselenggarakan di Lembah Baliem, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, Indonesia.
Untuk dapat sampai ke Lembah Baliem, pengunjung harus melewati bandara utama Provinsi Papua, yakni Bandara Sentani. Untuk mencapai Bandara Sentani, pengunjung dapat mengaksesnya dengan menggunakan maspakai penerbangan dari Jakarta, Surabaya, ataupun Manado. Setibanya di Bandara Sentani, pengunjung dapat meneruskan perjalanan dengan pesawat jenis Hercules ataupun Twin Otter menuju Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya.
Quote:Baliem Valley ResortQuote:
Berada di Papua, Baliem Valley Resort dapat dicapai dengan 50 menit berkendara dari Bandara Wamena. Memiliki galeri seni dan 3 pilihan tempat bersantap, resor ini berada 1.900 meter di atas permukaan laut.
Baliem Valley Resort dikelilingi oleh alam. Pemandangan Puncak Trikora yang ditutupi es di Pegunungan Jayawijaya juga dapat dilihat. Di sekitar resor terdapat taman anggrek, hutan hujan dataran tinggi dan desa-desa terpencil Dani.
Semua kamar menawarkan pemandangan di sekitar resor. Semua kamar memiliki mebel kayu buatan tangan dan kamar mandi terbuka yang terbuat dari dinding batu alam. Semua kamar mandi dilengkapi dengan mnadi pancuran air panas/dingin dan perlengkapan kamar mandi.
Tersedia layanan penyewaan mobil ke berbagai bagian utama di Lembah Baliem, Wamena dan bandara. Para tamu dapat berjalan-jalan di Padang Anggrek atau menjelajahi Galeri Papua Nugini.
Lobby Restaurant menyajikan aneka masakan lokal. Aneka minuman dapat dijumpai di Stone Age Bar.
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Festival Lembah BaliemQuote:Satu hal yang membuat Lembah Baliem terkenal adalah diselenggarakannya Festival Budaya Lembah Baliem, atau yang lebih dikenal dengan nama Festival Lembah Baliem.
Pada Festival Lembah Baliem, atraksi perang antarsuku dimulai dengan penentuan skenario pemicu perang. Pemicu perang ini dapat berupa penculikan warga, pembunuhan anak warga, maupun penyerbuan ladang yang baru dibuka. Adanya pemicu ini, menyebabkan suku lainnya harus membalas dendam, sehingga penyerbuan pun dilakukan. Sementara, pihak lawan akan bertahan, sehingga pertempuran pun berlangsung dengan seru.
Disebutkan bahwa atraksi perang ini tidak menjadikan balas dendam atau permusuhan sebagai tema. Tema yang diusung justru ungkapan yang bernilai positif, yakni Yogotak Hubuluk Motog Hanorogo (harapan akan hari esok yang harus lebih baik dari hari ini).
Quote:Quote:Sejarah Festival Lembah Baliem
Festival Lembah Baliem pertama kali digelar pada tahun 1989. Sebelum adanya festival ini, masyarakat di sekitar Lembah Baliem, yang terdiri dari Suku Dani, Suku Lani, dan Suku Yali, masih sering melakukan perang antarsuku. Bagi mereka, selain sudah menjadi tradisi turun temurun, perang juga memiliki makna yang dalam. Perang bukan sekadar ajang adu kekuatan antarsuku, namun juga merupakan lambang kesuburan dan kesejahteraan. Menurut kepercayaan mereka, jika tidak dilakukan perang, jangan harap panen dan ternak babi akan berhasil.
Untuk menghindari jatuhnya korban dan dendam yang berlarut, sejak dua puluh tahun silam pemerintah memberlakukan larangan atas perang antarsuku. Untuk mewadahi tradisi suku-suku di Papua ini, dibuatlah Festival Lembah Baliem oleh pemerintah, yang menyertakan pesta perang di dalamnya. Festival Lembah Baliem, berlangsung sekitar tiga hari dan diselenggarakan pada bulan Agustus. Salah satu alasan pesta ini diselenggarakan pada bulan tersebut adalah untuk memperingati hari raya kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada perkembangannya, tidak hanya ketiga suku penghuni Lembah Baliem saja yang mengikuti Festival Lembah Baliem, namun juga suku-suku lainnya yang tinggal di Kabupaten Jayawijaya dan sekitarnya.Pada tahun 2007 terdapat sekitar 40 suku yang mengikuti festival ini. Masing-masing suku ini menggunakan pakaian tradisional, lengkap dengan lukisan di wajah. Di samping itu, mereka juga membawa senjata perang seperti tombak, parang, panah, dan juga pernak pernik perang lainnya.
Atraksi tari perang antarsuku ini memang menjadi atraksi utama dalam setiap penyelenggaraan Festival Lembah Baliem. Kendati demikian, banyak atraksi lain yang juga sangat menarik untuk ditonton para wisatawan, seperti pertunjukan Pikon atau alat musik tradisional. Lagu-lagu yang dimainkan dengan Pikon ini, biasanya mengisahkan tentang kehidupan manusia. Ada pula Karapan Babi yang juga menjadi salah satu atraksi menarik dan kerap menimbulkan keriuhan para pengunjung.
Quote:LokasiQuote:
Festival Lembah Baliem diselenggarakan di Lembah Baliem, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, Indonesia.
Untuk dapat sampai ke Lembah Baliem, pengunjung harus melewati bandara utama Provinsi Papua, yakni Bandara Sentani. Untuk mencapai Bandara Sentani, pengunjung dapat mengaksesnya dengan menggunakan maspakai penerbangan dari Jakarta, Surabaya, ataupun Manado. Setibanya di Bandara Sentani, pengunjung dapat meneruskan perjalanan dengan pesawat jenis Hercules ataupun Twin Otter menuju Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya.
Quote:Baliem Valley ResortQuote:
Berada di Papua, Baliem Valley Resort dapat dicapai dengan 50 menit berkendara dari Bandara Wamena. Memiliki galeri seni dan 3 pilihan tempat bersantap, resor ini berada 1.900 meter di atas permukaan laut.
Baliem Valley Resort dikelilingi oleh alam. Pemandangan Puncak Trikora yang ditutupi es di Pegunungan Jayawijaya juga dapat dilihat. Di sekitar resor terdapat taman anggrek, hutan hujan dataran tinggi dan desa-desa terpencil Dani.
Semua kamar menawarkan pemandangan di sekitar resor. Semua kamar memiliki mebel kayu buatan tangan dan kamar mandi terbuka yang terbuat dari dinding batu alam. Semua kamar mandi dilengkapi dengan mnadi pancuran air panas/dingin dan perlengkapan kamar mandi.
Tersedia layanan penyewaan mobil ke berbagai bagian utama di Lembah Baliem, Wamena dan bandara. Para tamu dapat berjalan-jalan di Padang Anggrek atau menjelajahi Galeri Papua Nugini.
Lobby Restaurant menyajikan aneka masakan lokal. Aneka minuman dapat dijumpai di Stone Age Bar.
:
Quote:
Quote:
Quote:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar