Pegunungan Jayawijaya
Jayawijaya, mendengar
nama ini bayangan Anda akan segera tertuju pada sebuah pulau paling
timur Indonesia, Papua. Jayawijaya adalah nama deretan pegunungan yang
membentang membentuk busur memanjang melintasi provinsi Papua Barat dan
Papua. Jika Anda ingin menemukan salju di Indonesia, di sinilah
tempatnya. Istimewanya, salju di Jayawijaya tidak seperti salju di
negara empat musim yang hanya beberapa bulan. Salju di salah satu puncak
tertinggi di Indonesia ini merupakan salju abadi. Meskipun tidak
seluruh puncak dari gugusan pegunungan Jayawijaya memiliki salju. Bahkan
salju yang dimiliki oleh beberapa puncak saat ini sudah hilang karena
perubahan cuaca secara global.
Pesona Dan Sekilas Info Tentang Pegunungan Jayawijaya
Pegunungan Jayawijaya adalah deretan
pegunungan yang terbentang di tengah provinsi Papua Barat dan Papua
(Indonesia) hingga Papua New Guinea di Pulau Irian. Ada beberapa puncak
di pegunungan Jayawijaya antara lain:
1. Puncak Jaya (Carstenz Pyramide 5.030 mdpl)
Di Puncak Jaya terdapat Gletser Carstenz
dan merupakan satu-satunya Gletser tropika yang berada di Indonesia.
Puncak ini juga pernah dinamai Poentjak Soekarno, Puncak jaya juga salah
satu dari tujuh puncak tertinggi di dunia dan merupakan puncak
tertinggi di Oceania.
2. Puncak Yamin(4.535 mdpl)
3. Puncak Idenberg (4.673 mdpl)
4. Puncak Trikora (4.751 mdpl)
Puncak Trikora
memiliki kawasan hutan antara lain: hutan Dipterokarp Bukit, hutan
Dipterokarp Atas, hutan Montane, hutan Ericaceous atau hutan Gunung.
5. Puncak Mandala (4.760 mdpl)
Puncak Mandala adalah puncak tertinggi ketiga setelah puncak Jaya dan puncak Trikora.
6. Puncak Meren, puncak Northwall, puncak Ngga Pulu, puncak Sumantri dan puncak lainnya.
Dan tahukah Anda bahwa pegunungan yang
disebut puncak tertinggi itu ternyata dulunya adalah dasar lautan?
Dahulu kala, awalnya dunia hanya memiliki sebuah benua yang bernama
Pangea. Benua Pangea pecah menjadi dua dengan membentuk benua Laurasia
dan benua Eurasia. Benua Eurasia pecah kembali menjadi benua Gonwana
yang di kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan, Afrika,
India, dan Australia.
Pegunungan Jayawijaya
Pengendapan yang sangat intensif terjadi
di benua Australia, ditambah terjadinya tumbukan lempeng antara lempeng
Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini
menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan
pegunungan di Papua.
Akibat proses pengangkatan yang
terus-menerus, sedimentasi dan disertai kejadian tektonik bawah laut,
dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan pegunungan tinggi seperti
yang bisa dilihat saat ini.
Bukti bahwa Pulau Papua beserta
pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar laut yang dalam
dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya.
Salju di Pegunungan Jayawijaya
Pendakian Pegunungan Jayawijaya
Mendaki Pegunungan Jayawijaya merupakan
impian para pendaki gunung dunia. Dengan Medan bebatuan yang terjal
diselimuti salju licin dan hawa dingin yang sangat ekstrim memberikan
tantangan tersendiri bagi mereka yang menyukai kegiatan mountain climbing.
Untuk mendaki satu-satunya gunung bersalju di Indonesia ini, tentu saja
selain perlengkapan mendaki, anda juga memerlukan berbagai peralatan
dan perlengkapan yang wajar digunakan oleh orang-orang yang tinggal di
kawasan sekitar kutub utara.
Pendakian Jayawijaya
Pendakian di mulai dari kota Tembagapura (2500 mdpl), dilanjutkan menggunakan kereta gantung (trem) menuju kawasan Gressberg (3500 mdpl) selama lebih kurang 10 menit. Setelah turun dari trem, Anda bisa menggunakan bus nuju Zebra Wall (3800 mdpl). Dari Zebra Wall inilah awal pendakian menuju flaying camp
di danau Biru (3900 mdpl). Di danau Biru Anda bisa mendirikan tenda dan
bermalam, ini dilakukan agar tubuh Anda menyesuaikan dengan ketinggian
yg berkadar oksigen lebih tipis. Idealnya setiap naik 100 meter, harus
bermalam satu malam begitu seterusnya. Hal ini dimaksudkan agar tubuh
bisa menyesuaikan dengan kadar oksigen yang semakin menipis di
ketinggian.
Base Camp Danau Biru
Dari base camp Danau Biru, Anda akan melanjutkan perjalanan menuju base camp Lembah Danau-Danau (4200 mdpl). Membutuhkan waktu sekitar lima jam, Anda harus melawati track
menanjak di Pintu Angin yang merupakan salah satu trek terberat, selain
menanjak curam juga tidak mudah berjalan karena krikil dan batu yang
mudah lepas. Dinamakan Pintu Angin, karena jalur ini membelah dinding
batu raksasa menjulang tinggi di kiri kanan jalur. Sehingga angin masuk
dari celah bebatuan ini melewati kami. Pada ketinggian ini, dengan medan
yang menanjak curam, suhu dingin yang ekstrim dan tipisnya oksigen,
Anda bisa terserang mountain sickness. Bila lelah, istirahat sejenak dan minumlah air putih.
Ekspedisi Jayawijaya
Lembah Danau-Danau merupakan base camp
induk berbagai tim ekspedisi ke Pegunungan Jayawijaya, karena lokasi
yang strategis dan tepat di tengah bila hendak menggapai beberapa puncak
di pegunungan ini seperti puncak Cartenzs Pyramide, puncak Cartenzs Timur, puncak Sumatri Brojonegoro dan puncak lainnya. Anda bisa mendirikan tenda dan bermalam di sini.
Dari Lembah Danau-Danau, selanjutnya anda bisa memilih menuju base camp Gletser Puncak Jaya. Track
akan semakin sulit karena Anda harus mendaki jalur krikil dan batu yang
licin, bila tidak hati-hati bisa tergelincir dan terjun bebas ke
jurang. Di sini Anda akan menemukan hamparan salju putih bersih. Es yang
selama ini hanya bisa dilihat di kulkas, kali ini akanterpampang
dihadapan Anda, menggunung.
Sampai di Puncak Jaya
Untuk mencapai puncak Jaya, dari Gletser
Puncak Jaya anda harus mendaki tebing setinggi 70 meter. Dan pada
akhirnya rasa lelah dan perjuangan Anda selama beberapa hari pendakian
terbayar sudah. Anda telah tiba di puncak Jaya, puncak tertinggi di
nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar