Bicara
eksotisme Indonesia tidak akan bisa terbahas dari A sampai Z, kekuaran
alam dan panoramanya menawarkan sejuta imajinasi dan ketenangan bagi
siapa saja yang menikmati keindahannya.
The Seven Summit, mungkin sudah banyak orang bercerita dan mengaguminya. Namun tidak ada salahnya jika ada sebagian anda yang belum mengetahui, eksotisme Puncak Jaya Wijaya di Papua Barat.
Puncak yang juga terdaftar sebagai salah satu dari tujuh puncak benua (Seven Summit) yang sangat fenomenal dan menjadi incaran pendaki gunung di berbagai belahan dunia. Sejumlah pendaki lokal dan Internasional mengagumi sekaligus tertandang menalkukan si puncak putih berselimut salju abadi ini
Sulit dipercaya saat melihat sebuah pemandangan salju yang berada di daerah panas karena beriklim tropis. Terlebih jika pemandangan salju itu terhampar di puncak-puncak gunung dengan dindingnya yang berwarna kehitaman.
Saat ini, salju yang tersisa hanya berada di Puncak Jaya, Meren, Northwall, dan Ngga Pulu. Sebelum berubah nama menjadi Puncak Jaya, puncak ini dahulunya bernama Carstenz Pyramide.
Puncak Jaya yang bersalju ini merupakan salah satu puncak gunung gletser yang ada di kawasan khatulistiwa, seperti puncak es lainnya yang berada di Afrika dan Amerika Selatan.
Dari udara, puncak tersebut mirip bebatuan hitam dengan permadani putih yang lembut. Saat matahari sedang bersinar cerah, hamparan salju itu memantulkan cahaya yang menyilaukan mata. Pandangan mata akan lebih nikmat saat langit sedang berawan sehingga hamparan salju itu akan memunculkan kesan kedamaian di tengah teduhnya cuaca.
Puncak dengan lereng yang sangat curam itu menampilkan pesona alam yang sulit dicari bandingannya. Dindingnya yang hitam berdiri hampir tegak lurus dengan permukaan tanah yang berada ratusan meter di bawahnya.
Pemandangan salju es sungguh memukau. Apalagi jika memasuki akhir tahun di mana musim dingin dan hujan tiba. Di musim itu, biasanya salju menutupi hampir semua puncak Pegunungan Jayawijaya hingga ke lereng di bawahnya.
Jayawijaya merupakan sebuah gunung yang juga dikenal sebagai Gunung Orange yang berada di Pulau Papua. Gunung ini memiliki ketinggian 4750 m dpl, yaitu di puncak trikora. Jayawijaya merupakan salah satu dari 5% cadangan es dunia yang berada di luar Antartika dan Greenland. Dilihat dari keberadaan gletsernya yang berada di sebuah pegunungan, maka gletser Jayawijaya merupakan bentang alam glasial tipe Alpine Glaciation. Dilihat dari tipe gletsernya, gletser Jayawijaya merupakan tipe Valley Glacier. Valley glacier merupakan gletser pada suatu lembah dan dapat mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Pada valley glacier juga terdapat anak sungai.
Dari penelitian sudah jelas ada berberapa periode zaman es kemudian ada periode hangat tapi kataklysmik tidak – semacam periodik siklus dingin kemudian panas – justru siklus panas sekerang berjalan +/- 10,000 tahun dan walaupun ada efek dari bakar hidrokarbon ini hanya mempercepat proses yang sudah berjalan selama ribuan tahun ingat 500 tahun yang lalu Carstenz bisa lihat salju diatas pergunungan dari laut; sekarang sudah mencuit supaya mungkin tingal hanya 1% dari apa yang ada dalam zaman Carstenz dan yang zaman Carstenz mungkin kurang dari 1% dari apa yang ada 10,000 tahun yang lalu.
Bagi pendaki gunung, mendaki jajaran Pegunungan Jayawijaya adalah sebuah impian. Betapa tidak, pada salah satu puncak pegunungan itu terdapat titik tertinggi di Indonesia, yakni Carstensz Pyramide dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Jangan heran jika pendaki gunung papan atas kelas dunia selalu berlomba untuk mendaki salah satu titik yang masuk dalam deretan tujuh puncak benua tersebut. Apalagi dengan keberadaan salju abadi yang selalu menyelimuti puncak itu, membuat hasrat kian menggebu untuk menggapainya.
The Seven Summit, mungkin sudah banyak orang bercerita dan mengaguminya. Namun tidak ada salahnya jika ada sebagian anda yang belum mengetahui, eksotisme Puncak Jaya Wijaya di Papua Barat.
Puncak yang juga terdaftar sebagai salah satu dari tujuh puncak benua (Seven Summit) yang sangat fenomenal dan menjadi incaran pendaki gunung di berbagai belahan dunia. Sejumlah pendaki lokal dan Internasional mengagumi sekaligus tertandang menalkukan si puncak putih berselimut salju abadi ini
Sulit dipercaya saat melihat sebuah pemandangan salju yang berada di daerah panas karena beriklim tropis. Terlebih jika pemandangan salju itu terhampar di puncak-puncak gunung dengan dindingnya yang berwarna kehitaman.
Saat ini, salju yang tersisa hanya berada di Puncak Jaya, Meren, Northwall, dan Ngga Pulu. Sebelum berubah nama menjadi Puncak Jaya, puncak ini dahulunya bernama Carstenz Pyramide.
Puncak Jaya yang bersalju ini merupakan salah satu puncak gunung gletser yang ada di kawasan khatulistiwa, seperti puncak es lainnya yang berada di Afrika dan Amerika Selatan.
Dari udara, puncak tersebut mirip bebatuan hitam dengan permadani putih yang lembut. Saat matahari sedang bersinar cerah, hamparan salju itu memantulkan cahaya yang menyilaukan mata. Pandangan mata akan lebih nikmat saat langit sedang berawan sehingga hamparan salju itu akan memunculkan kesan kedamaian di tengah teduhnya cuaca.
Puncak dengan lereng yang sangat curam itu menampilkan pesona alam yang sulit dicari bandingannya. Dindingnya yang hitam berdiri hampir tegak lurus dengan permukaan tanah yang berada ratusan meter di bawahnya.
Pemandangan salju es sungguh memukau. Apalagi jika memasuki akhir tahun di mana musim dingin dan hujan tiba. Di musim itu, biasanya salju menutupi hampir semua puncak Pegunungan Jayawijaya hingga ke lereng di bawahnya.
Jayawijaya merupakan sebuah gunung yang juga dikenal sebagai Gunung Orange yang berada di Pulau Papua. Gunung ini memiliki ketinggian 4750 m dpl, yaitu di puncak trikora. Jayawijaya merupakan salah satu dari 5% cadangan es dunia yang berada di luar Antartika dan Greenland. Dilihat dari keberadaan gletsernya yang berada di sebuah pegunungan, maka gletser Jayawijaya merupakan bentang alam glasial tipe Alpine Glaciation. Dilihat dari tipe gletsernya, gletser Jayawijaya merupakan tipe Valley Glacier. Valley glacier merupakan gletser pada suatu lembah dan dapat mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Pada valley glacier juga terdapat anak sungai.
Dari penelitian sudah jelas ada berberapa periode zaman es kemudian ada periode hangat tapi kataklysmik tidak – semacam periodik siklus dingin kemudian panas – justru siklus panas sekerang berjalan +/- 10,000 tahun dan walaupun ada efek dari bakar hidrokarbon ini hanya mempercepat proses yang sudah berjalan selama ribuan tahun ingat 500 tahun yang lalu Carstenz bisa lihat salju diatas pergunungan dari laut; sekarang sudah mencuit supaya mungkin tingal hanya 1% dari apa yang ada dalam zaman Carstenz dan yang zaman Carstenz mungkin kurang dari 1% dari apa yang ada 10,000 tahun yang lalu.
Bagi pendaki gunung, mendaki jajaran Pegunungan Jayawijaya adalah sebuah impian. Betapa tidak, pada salah satu puncak pegunungan itu terdapat titik tertinggi di Indonesia, yakni Carstensz Pyramide dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Jangan heran jika pendaki gunung papan atas kelas dunia selalu berlomba untuk mendaki salah satu titik yang masuk dalam deretan tujuh puncak benua tersebut. Apalagi dengan keberadaan salju abadi yang selalu menyelimuti puncak itu, membuat hasrat kian menggebu untuk menggapainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar