Lampung punya potensi wisata yang cukup bagus sebenarnya. Sayangnya,
belum begitu luas dikenal. Banyak obyek wisata eksotik yang bahkan
penduduk Lampung sendiri belum tahu. Obyek-obyek wisata yang sudah
familiar biasanya yang letaknya dekat pusat kota Bandar Lampung.
Sementara obyek-obyek yang seringkali jauh lebih keren di daerah-daerah,
masih banyak yang belum tereksplor. Salah satu diantaranya, Pulau
Pisang. Sebuah pulau nan cantik di daerah Krui, Lampung Barat. Penyebab
utama kurang dikenalnya obyek semacam Pulau Pisang ini mungkin karena
letaknya yang bisa dibilang agak tersembunyi, sehingga aksesnya juga
agak sulit. Namun untuk yang terbiasa berpetualang, rasanya usaha
mengakses Pulau Pisang ini masih bisa dikatakan biasa.
Di pulau pisang, kita bisa merasakan suasana perkampungan yang masih tradisional dan melihat pemandangan pantai yang sangat cantik. Airnya biru jernih, dan pasirnya berwarna putih. Ombak di pantai sekitar Pulau Pisang juga cocok untuk surfing. Pemandangan bawah lautnya mempesona. Terumbu karang yang hidup di kawasan pantai cukup beragam. Kepuasan mengunjungi Pulau Pisang nggak kalah dengan kepuasan mengunjungi pantai-pantai di Indonesia Timur yang tersohor. Di Pulau Pisang ini terdapat 6 dusun, 3 di bawah dan 3 agak naik di kawasan bukit. Dua di antara tiga dusun yang berada di bawah, terletak persis di tepi pantai.
Untuk sampai di pulau pisang, kita harus menempuh perjalanan darat lalu disambung dengan naik perahu. Kalau dari Bandar Lampung, perjalanan daratnya memakan waktu sekitar 5 sampai 7 jam. Kita bisa mencarter mobil. Ada 2 pilihan cara mencapai Pulau Pisang. Yang pertama, dari Bandar Lampung kita menuju ke Pelabuhan Krui, kemudian dilanjutkan naik perahu motor selama sekitar 45 menit sampai ke pulau tersebut. Sementara yang kedua, naik mobil dari Bandar Lampung sampai ke kawasan Pantai Tembakak (tepatnya di kawasan Dermaga Tembakak), selanjutnya naik perahu motor atau perahu tradisional ke Pulau Pisang dengan waktu tempuh kurang dari 30 menit.
Rute melalui Dermaga Tembakak tampak lebih enak dipilih, mengingat waktu tempuh menuju pulau yang lebih singkat. Mobil yang dibawa bisa dititipkan di rumah-rumah penduduk di dusun terdekat dengan Dermaga Tembakak. Penduduk sekitar cukup ramah, dan sebagian diantaranya memang sudah terbiasa kalau dititipi mobil. Perahu penumpang reguler yang mengantarkan wisatawan ke pulau biasanya beroperasi pada pagi dan siang hari (atau menjelang sore). Menyewa perahu pada penduduk yang terbiasa mengantar turis juga bisa. Ombak yang tinggi menjadi kendala mencapai Pulau Pisang. Pada saat gelombang air dirasa terlalu tinggi, biasanya perjalanan berperahu ditunda sampai kondisi dianggap aman. Pemandangan yang dilalui selama naik perahu ke Pulau Pisang cukup memikat, membuat kelelahan teralihkan.
Di Pulau Pisang, kita bisa menginap di rumah penduduk di dusun tepi pantai kalau nggak mau tidur di tenda. Penduduk dusun terkenal ramah, beberapa diantaranya mau menerima wisatawan yang butuh tempat bermalam atau bahkan ada yang memang sudah khusus menawarkan homestay. Lebih mudah lagi kalau kita ikut trip khusus, jadi masalah akomodasi sudah persiapkan pihak penyelanggara trip.
Berada di daerah Pulau Pisang, bikin pikiran jernih. Suasananya tenang, pemandangan sekeliling indah. Selain kegiatan snorkeling, surfing, berjalan mengitari pantai, bakar ikan dan menikmati pemandangan bintang di malam hari, serta berbagai kegiatan pantai lainnya, ada banyak hal lain yang juga asyik dilakukan di sini. Diantaranya bersepeda atau jalan kaki berkeliling dusun, melihat kegiatan pengrajin tapis, mengunjungi mercusuar dan sekolah peninggalan Belanda, mengunjungi kapal karam, atau melihat rumah-rumah tua antik yang sudah kosong ditinggalkan penghuninya. Menyewa perahu pagi-pagi untuk berburu pemandangan Lumba Lumba di tengah lautan juga sangat menarik. Bagi yang suka snorkeling, pastikan air laut dalam keadaan pasang saat snorkeling supaya nggak sampai merusak terumbu karang.
Untuk kembali ke Pulau Tembakak setelah menghabiskan beberapa waktu di Pulau Pisang, kita naik perahu nelayan setempat yang biasanya bolak-balik setiap hari. Atau sekaligus memesan perahu sewaan. Sudah sampai di kawasan Krui – Lampung Barat ini, beruntung kalau bisa mencicipi makanan khasnya, yaitu Pandap. Pandap adalah sejenis pepes ikan, namun lebih istimewa dengan campuran kelapa parut yang dibumbui dan dibalut dengan beberapa lapis daun talas.
Gimana? Tertarik menyambangi pulau yang satu ini?
Di pulau pisang, kita bisa merasakan suasana perkampungan yang masih tradisional dan melihat pemandangan pantai yang sangat cantik. Airnya biru jernih, dan pasirnya berwarna putih. Ombak di pantai sekitar Pulau Pisang juga cocok untuk surfing. Pemandangan bawah lautnya mempesona. Terumbu karang yang hidup di kawasan pantai cukup beragam. Kepuasan mengunjungi Pulau Pisang nggak kalah dengan kepuasan mengunjungi pantai-pantai di Indonesia Timur yang tersohor. Di Pulau Pisang ini terdapat 6 dusun, 3 di bawah dan 3 agak naik di kawasan bukit. Dua di antara tiga dusun yang berada di bawah, terletak persis di tepi pantai.
Untuk sampai di pulau pisang, kita harus menempuh perjalanan darat lalu disambung dengan naik perahu. Kalau dari Bandar Lampung, perjalanan daratnya memakan waktu sekitar 5 sampai 7 jam. Kita bisa mencarter mobil. Ada 2 pilihan cara mencapai Pulau Pisang. Yang pertama, dari Bandar Lampung kita menuju ke Pelabuhan Krui, kemudian dilanjutkan naik perahu motor selama sekitar 45 menit sampai ke pulau tersebut. Sementara yang kedua, naik mobil dari Bandar Lampung sampai ke kawasan Pantai Tembakak (tepatnya di kawasan Dermaga Tembakak), selanjutnya naik perahu motor atau perahu tradisional ke Pulau Pisang dengan waktu tempuh kurang dari 30 menit.
Rute melalui Dermaga Tembakak tampak lebih enak dipilih, mengingat waktu tempuh menuju pulau yang lebih singkat. Mobil yang dibawa bisa dititipkan di rumah-rumah penduduk di dusun terdekat dengan Dermaga Tembakak. Penduduk sekitar cukup ramah, dan sebagian diantaranya memang sudah terbiasa kalau dititipi mobil. Perahu penumpang reguler yang mengantarkan wisatawan ke pulau biasanya beroperasi pada pagi dan siang hari (atau menjelang sore). Menyewa perahu pada penduduk yang terbiasa mengantar turis juga bisa. Ombak yang tinggi menjadi kendala mencapai Pulau Pisang. Pada saat gelombang air dirasa terlalu tinggi, biasanya perjalanan berperahu ditunda sampai kondisi dianggap aman. Pemandangan yang dilalui selama naik perahu ke Pulau Pisang cukup memikat, membuat kelelahan teralihkan.
Di Pulau Pisang, kita bisa menginap di rumah penduduk di dusun tepi pantai kalau nggak mau tidur di tenda. Penduduk dusun terkenal ramah, beberapa diantaranya mau menerima wisatawan yang butuh tempat bermalam atau bahkan ada yang memang sudah khusus menawarkan homestay. Lebih mudah lagi kalau kita ikut trip khusus, jadi masalah akomodasi sudah persiapkan pihak penyelanggara trip.
Berada di daerah Pulau Pisang, bikin pikiran jernih. Suasananya tenang, pemandangan sekeliling indah. Selain kegiatan snorkeling, surfing, berjalan mengitari pantai, bakar ikan dan menikmati pemandangan bintang di malam hari, serta berbagai kegiatan pantai lainnya, ada banyak hal lain yang juga asyik dilakukan di sini. Diantaranya bersepeda atau jalan kaki berkeliling dusun, melihat kegiatan pengrajin tapis, mengunjungi mercusuar dan sekolah peninggalan Belanda, mengunjungi kapal karam, atau melihat rumah-rumah tua antik yang sudah kosong ditinggalkan penghuninya. Menyewa perahu pagi-pagi untuk berburu pemandangan Lumba Lumba di tengah lautan juga sangat menarik. Bagi yang suka snorkeling, pastikan air laut dalam keadaan pasang saat snorkeling supaya nggak sampai merusak terumbu karang.
Untuk kembali ke Pulau Tembakak setelah menghabiskan beberapa waktu di Pulau Pisang, kita naik perahu nelayan setempat yang biasanya bolak-balik setiap hari. Atau sekaligus memesan perahu sewaan. Sudah sampai di kawasan Krui – Lampung Barat ini, beruntung kalau bisa mencicipi makanan khasnya, yaitu Pandap. Pandap adalah sejenis pepes ikan, namun lebih istimewa dengan campuran kelapa parut yang dibumbui dan dibalut dengan beberapa lapis daun talas.
Gimana? Tertarik menyambangi pulau yang satu ini?